Rabu, 01 November 2017

laporan tetap agroklimatologi

laporan tetap agroklimatologi

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI











   KELOMPOK  VI :
1.     EKI ALFIAN                    
                              (C1M014045)
2.     ELA HELMALIA         (C1M014046)
3.     ELIA ROSIANA         (C1M014047)
4.     ERLYA SAFITRI          (C1M014048)
5.     ERNI             (C1M014049)
6.     ERNY YUSTINA UTARI            (C1M014051)
7.     EVA SUSILAWATI    (C1M014052)
8.     VELA ARMANIKA    (C1M014214)



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015





                Halaman
HALAMAN PENGESAHAN………………………………     i
KATA PENGANTAR……………………………………...                       ii
DAFTAR ISI……………………………………………….            iii
DAFTAR TABEL………………………………………….          v
BAB I. PENDAHULUAN………………………………....                     1
1.1  Latar Belakang………………………………                 1
1.1.1  Radiasi Matahari……………………….   1
1.1.2 Suhu Udara dan Suhu Tanah……………            1
1.1.3 Kelembaban Nisbi………………………   2
1.1.4    Evaporasi………..……………………..    2
1.1.5    Curah Hujan…………………………..     3
1.1.6 Angin…………………………………..           3
1.2 Tujuan……………………………….………..     3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.……………..     4
2.1. Radiasi Matahari…………………….…….  4
2.2. Suhu Udara dan Suhu Tanah………………           5
2.3. Kelembaban Nisbi…………………………  6
2.4. Evaporasi………..…………………………      7
2.5. Curah Hujan………………………………..    8
2.6. Angin…………………………………….…        9
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM ………….                                                                                         12     12
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum……………           12
3.2. Alat dan Bahan Praktikum………………..             12
3.3. Prosedur Kerja……………………………     12
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……                      13
4.1 Hasil Pengamatan Radiasi Matahari……..         13
4.2 3 Hasil Pengamatan Suhu Udara dan Suhu Tanah        15
4.3 Hasil Pengamatan Kelembaban Nisbi…….…   17
4.4 Hasil Pengamatan evaporasi…………….……       18
4.5 Hasil Pengamatan Curah Hujan…………………    20
4.6 Hasil Pengamatan Angin………………………          21
BAB V. PENUTUP …………………………………………..                    23
5.1 Kesimpulan………………………………………               23
5.2 Saran……………………………………………..                 24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………                25



HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Agroklimatologi ini disusun dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti respon akhir praktikum Agroklimatologi dan sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Agroklimatologi.

Mataram, 29 Desember 2015
Mengetahui,     
Asisten praktikum

                Praktikan
Suciani   
NIM: C1M013201

                Eki Alfian
NIM: C1M014045



                Ela Helmalia
NIM:C1M014046


Elia Rosiana
NIM: C1M014047


Erlya Safitri
NIM: C1M014048


Erni
NIM: C1M014049


Erny Yustina Utari
NIM: C1M014051

Eva Susilawati
NIM: C1M014052

Vela Armanika
NIM: C1M014214




BAB I. PENDAHULUAN

1. 1.      Latar Belakang

1. 1. 1.    Radiasi Matahari
                    Sumber enegi terbesar di muka bumi yaitu energi matahari sebesar 99,9% dari energi total dan hanya sebagian kecil besasal dari aktivitas di bumi. Selain itu, energi matahari merupakan penyebab utama semua kegiatan perubahan dan pergerakan di atmosfer, sehingga energi matahari di permukaan bumi dapat dijadikan sebagai faktor pengendali cuaca dan iklim. Namun energi matahari yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat diserap seluruhnya dan sebagiannya di pantulkan kembali ke atmosfer. Energi matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman hijau misalnya dalam proses fotosintesis serta kecepatan transpirasi pada tumbuhan.
                    Produksi biomassa tanaman termasuk bagian yang bernilai ekonomis (bagian yang dipanen) tersusun sebagian besar dari hasil fotosintesis. Sementara radiasi matahari, sebagai sumber utama cahaya bagi tanaman, menjadi salah satu syarat utama kelangsungan proses fotosintesis. Pengaruh dari radiasi matahari pada pertumbuhan tanaman dapat dilihat sangat jelas pada tanaman yang tumbuh dibawah naungan. Pertumbuhan tanaman dibawah naungan semakin terhambat bila tingkat naungan semakin tinggi. Apabila semua faktor pertumbuhan tidak terbatas, tingkat pertumbuhan tanaman atau produksi biomassa tanaman pada akhirnya akan dibatasi oleh tingkat energi radiasi matahari yang tersedia.
       Oleh karena itu dalam peningkatan produksi pertanian, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah faktor iklim, yaitu  radiasi matahari. Cahaya matahari adalah salah satu syarat suatu tanaman dapat berfotosintesis. Radiasi matahari berpengaruh langsung terhadap sifat tanaman, yaitu terhadap kecepatan pertumbuhan, kecepatan transpirasi, dan dapat menyebabkan pembakaran, pada periode kritis tanaman. Radiasi matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga aspek. Pertama, intensitas cahaya yaitu jumlah cahaya yang diterima persatuan luas, karena semakin tinggi intensitas cahaya semakin tinggi laju fotosintesis. Kedua adalah kualitas cahaya yaitu mutu cahaya yang dicerminkan dari panjang gelombang cahaya. Ketiga, dipengaruhi oleh peiriodisitas yaitu lama penyinaran matahai atau panjang hari. Setiap tanaman membutuhkan intensitas, kualitas, dan lama penyinaran matahari yang berbeda-beda. Untuk mengetahui lama penyinaran matahari, perlu dilakukan pengukuran.
1. 1. 2.    Suhu Udara dan Suhu Tanah
                    Suhu udara dan suhu tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas radiasi yang sampai ke permukaan bumi. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi maka semakin tinggi pula suhu udara dan suhu tanah. Suhu berperan penting dalam pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan tanaman sejak fase perkecambahan  atau pertumuhan tunas hingga fase produktif.
                    Temperatur tanah akan mempengaruhi komposisi udara tanah, kejadian ini disebabkan oleh peningkatan dan penurunan aktivitas mikroorganisme tanah. Diatas suhu 70 ˚C diperkirakan laju penyerapan air sama, jika factor lingkungan suhu juga sama, pada suhu yang ekstrim tinggi mengakibatkan aktifitas terganggu. Suhu tanah yang rendah akan menurunkan laju penyerapan air oleh akar.

1. 1. 3.    Kelembaban Nisbi
                  Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban. Kelembaban udara sangat berperan penting dalam kegiatan pertanian. Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu. Karena apabila kelembaban tinggi, maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.
       Kelembaaban nisbi akan turun apabila terjadi kenaikan suhu, dimana kenaikan suhu terjadi karena besarnya intensitas radiasi matahari yang sampai ke pemukaan bumi. Dalam bidang pertanian, untuk memulai bercocok tanam harus mengetahui kelembaban nisbi suatu daerah. Dimana kelembaban nisbi sangat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

1. 1. 4.    Evaporasi
                    Laju evaporasi maupun laju transpirsi sangat dipengaruhi oleh oleh ketiga unsur cuaca di atas, dimana apabila intensitas matahari tinggi maka suhu pun tingga sehigga menyebabkan kelembaban menjadi rendah. Hal tersebut menyebabkan laju transpirasi maupun laju evaporasi menjadi tinggi. Tingganya laju evapotranspirasi mengakibatkan banyaknya kehilangan air baik dari jaringan tanaman maupun dari permukaan air. Tinggi rendahnya laju evapotranspirasi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan serta hasil akhir tanaman setelah dilakannya panen.

1. 1. 5.    Curah Hujan
                    Curah hujaan yang tinggi dipengaruhi oleh tingginya penguapan baik secara evaporasi maupun traspirasi yang mengakibatkan terjadinya pembentukan awan. Awan yang terbentuk menjadi satu dan memiliki gumpalan yang besar sangat berpotensi menyebabkan hujan. Jumlah hujan yang jatuh tersebut ke permukaan bumi dikenal dengan nama curah hujan. Curah hujan dapat berdampat menguntungkan namun dapat pula berdampat merugikan khususnya dalam bidang pertanian.

1. 1. 6.    Angin
                    Angin dipengaruhi oleh besarnya perbedaan tekanan di satu wilayah dengan wilayah lainnya. Semakin tinggi perbedaaan tekanan di suatu wilayah satu dengan wilayah lainnya maka akan semakin kencang kecepatan angin yang berhembus. Dalam bidang pertanian, angin dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif dalam pertumbuhan tanaman.

1. 2.      Tujuan praktikum
           Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui alat mengukur intensitas radiasi matahari serta keterkaitan dengan pertanian.
2.      Untuk mengetahui alat mengukur suhu udara dan suhu tanah serta keterkaitan dengan pertanian.
3.      Untuk mengetahui alat mengukur kelembaban nisbi serta keterkaitan dengan pertanian.
4.      Untuk mengetahui alat mengukur laju evaporasi dan laju transpirasi serta keterkaitan dengan pertanian.
5.      Untuk mengetahui alat mengukur curah hujan serta keterkaitan dengan pertanian.
6.      Untuk mengetahui alat mengukur kecepatan angin serta keterkaitan dengan pertanian.
7.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh unsure-unsur cuaca dalam pertanian atau pertumbuhan tanaman.
8.      Untuk mengetahui manfaat dan cara kerja dari alat-alat tersebut.





BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.      Radiasi Matahari
               Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab utama dari perubahan dan pergerakan dalam atmosfer sehingga dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar. Matahari merupakan suatu benda yang mempunyai suhu permukaan sekitar 6000 K, sedangkan suhu permukaan bumi sekitar 300 K (Francis Wilson, 2005).
               Radiasi surya merupakan sumber energi utama dan penting dimuka bumi ini, meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan matahari yang diterima dipermukaan bumi, namun radiasi tersebut sangat menentukan keadaan cuaca/iklim diatmosfer bumi (Kandari 2001). Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (Sukartono, 2006).
               Alat ukur radiasi memegang peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang memanfaatkan radiasi. Dengan alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat radiasi ditempat kerja dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya penerimaan dosis yang berlebihan. (Sukartono, dkk, 2006)
               Penerimaan radiasi surya dipermukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari) (Handoko, 2003).
               Radiasi matahari mempunyai peranan yang sangat penting dalam bidang pertanian, karena radiasi matahari merupakan sumber energi dalam proses fotosintesa bagi tanaman berhijau daun. Dari sejumlah radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi, hanya 1-2% saja yang digunakan untuk proses fotosintesa.Menurut Chang laju fotosintesa akan meningkat dengan peningkatan intensitas cahaya, sedangkan respon tanaman terhadap tingkatan intensitas cahaya berbeda-beda tergantung pada spesies masing-masing (Turyanti, 2006).

2. 2.      Suhu Udara dan Suhu Tanah
                    Suhu merupakan ukuran relative dari kondisi termal yang dimilki oleh suatu benda. jika dua benda yang bersinggunan dan tidak terjadi perpindahan panas antara kedua benda tersebut, maka kedua benda ini disebut berada pada kondisi setara –termal . postulat ini disebut hukum kesetaraan termal yang merupakan dasar dari konsep fisika tentang suhu. Suhu atau sering disebut dengan tenperatur adalah merupakan gambaran umum keadaan energi/panas suatu benda yang mencerminkan energi rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu sering juga disebut sebagai ukuran intensitas/derajat panas. Berbeda pengertiannya dengan panas yang merupakan salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda dan diukur dalam satuan joule. Alat untuk mengukur temperatur disebut termometer (Sutiknjo, 2005).
                     Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajad Celcius, derajad Fahrenheit, derajad Kelvin, dan lain-lain. Semua panas tanah berasal dari dua sumber yaitu radiasi matahari juga awan dan konduksi dari bumi. Factor eksternal (lingkungan) dan internal (tanah) menyumbang perubahan-perubahan suhu tanah (Cahya, 2009).
                     Secara umum alat untuk mengukur suhu dikenal dengan nama thermometer. Sedangkan alat pengukur suhu otomatis yang menggunakan kertas pias sebagai perekam datanya disebut termograf. Termograf adalah tempat pencacatan data tersebut (kertas pias). Dengan kemajuan teknologi dibidang elektronika tidak lagi menggunakan kertas pias tetapi data tersebut direkam pada penyimpanan data elektronik. Suhu dipermukaan bumi ini menurun dengan bertambahnya ketinggian dan sebaran suhu dipermukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun, pengaruh daratan dan lautan, pengruh lintang, pengaruh elevasi dan pengaruh angin. (Kartasapoetra, 2005).
                     Suhu Udara dan Suhu Tanah Penerimaan radiasi surya dipermukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari) (Handoko, 2003).
                     Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005).

2. 3.      Kelembabaan Nisbi
         Kelembaban adalah banyaknya  uap air yang ada diudara  meskipun uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan. Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut ( absolute humidity ) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3  ( Hanum, 2009 ).
                     Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi air udara ber hubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002).
                       Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlahuap air yang ada di udara (ea) terhadap jumlah maksimum uap air yang dikandung (ep) pada suhu dan tekanan udara tertentu, dinyatakandalam rumus (Soemeinaboedhy, 2006).
RH = x 100%
                     Tekana uap actual sama dengan tekanan uap jenuh maka RH 100%. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap aair meningkat. Oleh sebab itu, pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat an sebaliknya RH makin tinggi bilasuhu udara lebih rendah (kusnadi, 2010).
                     Metode yang digunakan untuk mengukur kelembaban nisbi yaitu meteode termodinamika. Metode termodinamika ini menggunakan termodiamikabola basah dan bola kering. Thermometer bola kering adalah thermometer air raksa biasa, ssedangkan thermometer bola basah adalah thermometer air raksa yang ujung sensornya dibalut dengan kain kasa yang dijaga agar selalu lembab.suhu yang terbaca dalam thermometer bola basah akan sama dengan atau lebih rendah dari suhu yang terrbaca  pada thermometer bola kering (Sukartono,dkk, 2004).
2. 4.      Evaporasi dan Transpirasi
               Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi (penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, makhluk hidup). Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto, dkk, 2000).
               Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporas air sungai, danau dan laut, serta proses transpirasi yaitu peenguapan air oleh tanaman. Laju transpirasi pada permukaan daun akan menyita jumlah air yang terdapat dalam tubuh tanaman (kensaku, 2005).
               Uap air bergerak ke atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah kaerna tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinyu akan menjadi jenuh. Oleh karana pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer. Uap air tesebut mengalami sublimasi sehingga butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan (Hanafi, 2006).
               Air hujan merupakan proses penguapan baik transpirasi maupun evaporasi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran udara), pada saat evaporasi maupun transpirasi berlangsung, air yang menguapsudah tercemar. Selain itu air hujan yang turun tidak lagi bersifat netral maupun bersifat asam (Sutanto, 2005)
               Transpirasi merupakan proses penguapan air dari se-sel hidup pada jaringan tumbuhan. Se hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuhan. Factor-faktor yang mempengaruhi transpirasi yakni besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, adanya lapisan lilin dan bulu pada permukaan daun (Purwanto, 2006).
2. 5.      Curah Hujan
            Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah (jumin, 2002)
               Jika curahan dimaksud dapat mencapai permukaan bumi disebut sebagai hujan. Jika setelah keluar dari dasar awan tetapi tidak jatuh sampai ke permukaan bumi disebut sebagai virga. Butir air yang dapat keluar dari awan dan mampu mencapai permukaan bumi harus memiliki garis tengah paling tidak sebesar 200 mikrometer (1 mikrometer = 0,001 cm). Kurang dari ukuran diameter tersebut, butir-butir air dimaksud akan habis menguap di atmosfer sebelum mampu mencapai permukaan bumi (Swarinoto dan Sugiyono, 2011).
               Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan dan jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat, pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan lain (Kartasapoetra dkk, 2005).
               Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi (Handoko, 2003).
2.6. Angin
              Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Adanya perbedaaan suhu tersebut meyebabkan perbedaan tekanan, akhirnya menimbulkan gerakan udara
(Tjasyono,  2004).
              Kecepatan angin dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara. Jika beda tekanan besar maka gaya gradien tekanan kuat dan angin menjadi kencang, sebaliknya jika gaya gradien tekanan lemah, maka angin juga lemah (Tjasyono 2004).
              Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. Angin lokal 3 macam yaitu Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin lembah dan angin gunung dan angin jatuh yang sifatnya kering dan panas. Sedang Angin musim ada 5 macam, pertama angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Kedua angin anti passat. Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin anti passat. Ketiga angin barat. Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan mengalir ke daerah sedang utara dan daerah sedang selatan sebagai angin barat. Keempat angin timur. Angin timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. Terakhir angin muson. Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun (Habibi, 2011).
  Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang, sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).
            Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan angin ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin selalu bergerak karena perbedaan tekanan udara dan selalu dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan karena perbedaan suhu, perbedaan suhu ini antara lain adalah disebabkan karena perbedaan penerimaan radiasi. Disamping itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 2005).






BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3. 1.      Pelaksanan Praktikum
Praktikum Agroklimatologi dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 November, pada hari Selasa tanggal 1 Desember, pada hari Sabtu tanggal 5 Desember dan pada hari Rabu tanggal 23 Deaember 2015 di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram dan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kediri Lombok Barat
3. 2.      Alat dan Bahan Praktikum
               Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah yaitu Type Jordan, thermometer ruangan, thermometer tanah berselung plastik, psikrometer sangkar, thermohygrograph mini, ombrometer, anemometer, kertas pias dan open van evaporimeter.
3. 3.      Prosedur Kerja
           Adapun langkah-langkah yang dilakukan saat praktikum adalah :
1.      Didengarkan penjelasan yang diberikan oleh pembimbing praktikum.
2.      Dilihat dan diamati alat-alat yang dijelaskan.
3.      Difoto alat-alat yang telah dijelaskan.












BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1.      Hasil Pengamatan Radiasi Matahari
           Table 1. Alat pengukur intensitas radiasi matahari
No.         Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Type Jordan                       
                                Celah sinar
Pengatur inklinasi/kemiringan
Dasar alat
1              Type Campbell Stokes
               

                 Bola kaca pejal
 Kertas pias






Pembahasan
        Alat  pengukur lama penyinaran sinar matahari yaitu type Jordan danType Campbell Stokes . Untuk mengukur lama penyinaran sinar matahari terlebih dahulu kertas pias dipasang melingkar pada silinder dengan bagian berwarna biru didalam serta lubang kertas pias tepat dengan celah pada silinder. Setelah itu, silinder ditutup rapat. Untuk pengamatan, alat ini diletakkan pada tempat terbuka yang tidak ternaungi dan datar, untuk memastikan alat dipasang datar, dapat menggunakan waterpass,kemudian alat dipastikan menghadap utara selatan. Biasanya pengukuran dimulai pukul 06.00-18.00, setelah melihat hasil pengukuran baru dapat disimpulkan hasil pengamatan. Pengetahuan dalam menentukan lama penyinaran menggunakan alat dapat ditentukan tanaman yang sesuai dengan lama penyinaran pada suatu daerah. Pengukur lama penyinaran matahari type Jordan berfungsi sebagai alat ukur lamanya sinar matahari menyinari permukaan bumi.
        Radiasi matahari sangat penting untuk dipelajari karena sangat berpengaruh dalam kehidupan dimuka bumi ini. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hewan sangat tergantung pada kondisi lingkungan, iklim dan tanah. Produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi mengurangi produksi benih. Pengaruh radiasi matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam menentukan keberhasilan suatu produksi tanaman pertanian. Dengan adanya pemahaman dan pengetahuan dalam menentukan radiasi matahari akan dapat membantu dalam menyesuaikan tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada pada daerah tertentu, sehingga produksi pertanian meningkat.













4.2 Hasil Pengamatan Suhu Udara dan Suhu Tanah
Table 2. Alat pengukur suhu udara dan suhu tanah
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keteranagan
1              Thermometer Ruangan                

                 Skala 0Farenheit
 Skala  0celcius

Air raksa

2              Thermometer Tanah Berselubung Plastik             

                Skala selubung plastik

Thermometer





Pembahasan
        Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer maximum dan minimum. Satuannya adalah celcius. Sedangkan suhu tanah diukur dengan menggunakan termometer tanah berselubung plastik. Sifat kerja termometer maximum dan minimum yaitu dapat diletakkan di ruangan saja kemudian dilihat berapa perubahan suhunya, sebagai pengisi sensor digunakan air raksa dan alkohol. Dua buah resevoir R1 dan R2 berada pada ujung-ujung pipa kapiler yang berbentuk U. Pada saat suhu naik, alkohol di R1 memuai dan mendorong air raksa kekanan sehingga indeks terdorong naik. Dengan menggunakan alat ini maka suhu dapat diketahui suhu tertinggi dan terendah sekaligus dalam satu periode. Seadangkan alat untuk mengukur shu tanah digunakan termometer berselubung plastik yang prinsip kerjanya hampir sama dengan termometer biasa hanya saja diberi selubung plastik. Cara menggunakan alat ini adalah dengan ditancapkan tegak lurus dalam lubang tanah yang telah disiapkan, dengan bagian skala muncul di atas. Letak dan kedudukannya tidak boleh berubah dan dapat digunakan untuk berbagai kedalaman pengukuran yang berbeda.
        Suhu tanah beragam dalam suatu pola yang khas yang didasari harian atau dasar musim. Sehingga suhu tanah mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Kedua fluktuasi terbesar pada permukaan tanah dan menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Di bawah kedalaman sekitar 3 m temperatur sedikit tetap. Suhu tanah berkaitan dengan kedalaman akar tanaman. Fluktuasi suhu di dalam tanah akan mempengaruhi kegiatan akar tanaman dalam mengisap air terutama pada tanaman yang mempunyai akar dangkal. Untuk tanaman muda maka gelombang suhu tanah terutama daur suhu harian akan berpengaruh pada aktivitas akar karena gelombang suhu harian mempunyai amplitudo yang cukup besar.
        Bagi dunia pertaniaan suhu sangat berperan penting bagi tanaman yaitu suhu maksimum adalah suhu tertinggi dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Suhu minimum adalah suhu terendah dimana tanaman masih dapat hidup, sedangkan suhu optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman di mana proses pertumbuhannya dapat berjalan lancar. Sedangkan suhu tanah berperan dalam proses perakaran, pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari permukaan tanah akan semakin besar.




4.3 Hasil Pengamatan Kelembaban Nisbi
           Table 3. Alat pengukur kelembaban Nisbi
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keteranagan
1              Psikometer Sangkar                       

               
 Thermometer bola basah
 Thermometer bola kering
 Kain kasa

 Tabung berisi air
2              Thermohygrograph Mini              
               
 Sangkar
 Tempat untuk menempatkan kertas pias




 Alat pemutar
 Kertas pias
 Skala
 Penjepit



Pembahasan
        Alat-alat yang digunakan untuk mnegukur kelembaban nisbi yaitu psikometer sangkar dan therhygrograph mini.  Psikometer sangkar terdiri dari thermometer bola basah dan thermometer bola kering. Untuk kain kasa pada pada thermometer bola basah harus diganti seminggu sekali dan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, debu dan lemak.pada  bagian bawah kain kasa terdapattabung yang berisi air. Selanjutnya yaitu thermohygrograph mini yang menggunakan pengindra berupa rambut karena benda ini memiliki nilai pemuaian dan peyusutan yang berkolerasi baik dengan kelembaban nisbi.
Alat ini memiliki maanfaat yang penting dalam bidang klimatologi yaitu psikometer memiliki maanfaat untuk menera suhu suhu harian, sedangkan thermohygrograph memiliki manfaat untuk merekam kelembaban nisbi secara terus menerus. Kelembaban nisbi memiliki hubungan dengan bidang pertanian. Menurut akmad (2014) dalam artikelnya menyatakan bahwa kelembaban nisbi (RH) memiliki pengaruh terhadap produksi  tanaman secara langsung yaitu mempengaruhi hubungan ai tanaman, sedangkan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil akhir ekonomi. Kelembaban udara yang rendah akan memudahkan pemberian benih pada suatu lahan. Sedangkan kelembaban udara yang tinggi akan mempengaruhi laju transpirasi. Contoh tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan kelembaban tinggi yaitu bakau sedangkan tanaman yng cocok dengan kelembaban rendah yaitu karet.
   4.4 Hasil Pengamatan  Evaporasi
          Table 4. Alat Pengukur Laju Evaporasi
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Open van epavorimeter               

                 Alat unuk mengukur besarnya penguapan
Panci




Pembahasan
Penguapan adalah pengubahan cairan atau es menjadi gas (uap air). Proses ini biasa berlangsung pada permukaan bumi (benda mati) ataupun pada permukaan tanaman (benda hidup). Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut evaporasi, sedangkan penguapan yang diperankan oleh tanaman disebut transpirasi. Dibidang pertanian kedua penguapan berjalan bersamaan, maka penguapan ini disebut evapotranspirasi. Dalam proses evaporasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya air hilang dari tanah keudara atau atmosfer yaitu faktor eksternal ; intensitas matahari, lama penyinaran, suhu, kelembaban, dan pH tanah, sedangkan faktor internal ; tekstur tanah, struktur tanah, porositas tanah, dan konsistensi tanah.
Salah satu alat untuk mengukur evapotranspirasi adalah evaporimeter yang menggunakan bejana penguapan berupa panci yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh radiasi. Nilai evaporasi merupakan nilai dari selisih tinggi permukaan dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan. Semakin tinggi curah hujan yang terjadi maka semakin tinggi pula penguapan. Apabila terlalu banyak atau tinggi penguapan maka tanaman akan terganggu karena kekuranagn air.
Dalam dunia pertanian, penguapan berperan bagi petani agar bisa mengetahui seberapa besar air yang diperlukan oleh tanaman. Penguapan juga berperan pada proses hujan, apabila trjadi penguapan aka akan terbentuk titik-titik hujan yang akan menggumpal membentuk awan hjujan sehingga apabila sudah mencapai titik  jenuh maksimum maka hujn akan turun dan akan bermanfaat bagi tanaman dalam proses pertumbuhan.





     4.5 Hasil Pengamatan Curah Hujan
    Table 5.  Alat Pengukur Tinggi Curah Hujan
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Ombrometer    
               
Corong

 Saringan dan pipa sempit

 Tabung


 Timbangan

 Tabung


















Pembahasan
       Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi curah hujan yaitu ombrometer. Penakar paling banyak yaitu yang terdiri dari corong kemudian pada tengah terdapat saringan yang berfungsi untuk menyaring air hujan agar benda-benda asing tidak dapat masuk. Pada bagian dasar corng terdapat pula pipa sempit yang menjalur ke dalam tabung kolektor dan dilengkapi dengan kran. Di bawah kran terdapat tabung yang memiliki skala khususyang langsung dapat mengukur tinggi curah hujan. Mempelajari curah hujan akan memberikan informasi tentang curah hujan yang baik atau buruk terhadap bidang massing-masing misalnya pertanian.
Curah hujan sangat penting dalam bidang pertanian akarena mampu menyediakan air bagi tanaman, dimana tanaman sangat memerlukan air untuk pertumbuhan dan perkembangannya misalnya dalam proses fotosintesis maupun transpirasi. Namun curah hujan yang dibutuhkan dalam skala rendah. Maka Apabila curah hujan terlalu tinggi maka akan berdampak merugikan bagi tanaman yaitu dapat merusak batang, pembungaan tanaman, dapat mengakibatkan longsongnya media tanam bagi tanaman serta apat menyebabakan tererosinya unsur hara dalam tanah. Contoh tanman yang cocok dengan curah hujan tinggi yaitu tanaman yang suka dengan kondisi lembab contohnya bakau sedangkan yang cocok dengan curah hujan rendah yaitu karet.
4.6 Hasil Pengamatan Angin
Table 6. Alat Pengukur Kecepatan Angin
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Anemometer                    

                 Untuk mengukur kecepatan angin



Untuk mengetahui arah angin
2,                           
               
3.                           
               
4.                           
               



Pembahasan
        Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan arah angin yaitu anemometer. Alat ini memiliki baling-baling yang berbentuk mangkok pada salah satu ujungnya yani  digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Untuk mengetahuikecepatan angin dapat dibaca pada speedometer yang terpaasang pada alat tersebut. Dalam mempelajari kecepatan dan arah angin dapat memberikan informasi mengenai hal yang berkaitan dalam bidang masing-masing misalnya dalam bidang pertanian yaitu dalam pemupukan serta untuk penyerbukan pada tanaman.
        Angin memiliki keterkaitan dengan pertanian karena memiliki manfaat dalam hal membantu tanaman dalam penyerbukan serta dapat menggerakkan uap air hasil atmosfer ke atmosfer. Selain itu, angin dapat mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu optimum dimana tanaman tumbuh dan bereproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang berpengaruh terhadap evaporasi, transpirasi serta pergerakan awan, membawa uap air sehingga udara panar menjadi sejuk dan juga dapat membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh peertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun kecepatan angin yang tinggi dapat menggagu pertumbuhan dan perkembangan tanaman misalnya dalam hal penyerbukan.












BAB V. PENUTUP
5. 1.         Kesimpulan
            Berdasarkan praktikum Agroklimatologi  yang telah dilakukan, maka kesimpulaan dari praktikum ini yaitu :
1.      Alat untuk mengukur lama penyinaran adalah type Jordan yang dilengkapi dengan kertas pias, dan Campbel Stokes yang berfungsi untuk mengetahui intensitas matahari yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya dan dapat mengetahui kapan waktu penanaman yang tepat.
2.      Alat untuk mengukur suhu udara dan suhu tanah adalah thermometer dan thermometer selubung plastik yang berfungsi untuk mengetahui suhu pada suatu tempat dan suhu tanah yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan tumbuhan.
3.      Alat untuk mengukur kelembaban nisbi adalah psikrometer (thermometer bola basah dan thermometer bola kering) dan hygrometer rambut yang berfungsi utuk mengetahui kelembaban sehingga dapat mengetahui jenis tanaman yang cocok untuk ditanam.
4.      Alat untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar air yang diperlukan oleh tanaman.
5.      Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan adalah dengan ombrograf yang berfungsi untuk mengetahui tanaman yang cocok di tanam pada intensitas curah hujan tertentu dan waktu penanaman yang tepat.
6.      Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin adalah wind vane, wind cup dan anemometer yang berfungsi untuk memicu terbawanya serbuk
sari secara maksimal sehingga hasil panen mencapai maksimal.




5.2     Saran
        Dari praktikum yang telah dilakukan saran kami yaitu sangat diperlukan untuk mengukur faktor cuaca dan iklim agar para petani dapat mengetahui jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dan waktu penanaman yang tepat sehingga produksi meningkat.
























DAFTAR PUSTAKA
Cahya, H. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara : Medan.
Habibie, M. N, dkk. 2011. Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah Sulawesi dan           Maluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Volume 12 Nomor 2 - September 2011: 181 – 187.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja GrifindoPersada. Jakarta.
Handoko. 2003. Klimatologi Dasar. IPB : Bogor.
Jumin, H. B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Kartasapoetra, A. G. 2005. Klimatologi Pengaruh Cuaca Iklim terhadapTanah dan Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta.
        Kensaku, T. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama: Bogor.
Kusnadi, R. 2010. Kelembaban Udara. http://rahmatkusnadi6.blogspot.com. [Diakses pada 23 Desember 2015]
Lakitan, B.  2002. Dasar-dasar Klimatologi I. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Sukartono, dkk. 2006. Agroklimatologi. UPT Mataram University Press. : Mataram
Sukartono, dkk.2006. Agroklimatologi. UPT Mataram University Press :Mataram
Sutiknjo, T. D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian Universitas Kediri : Kediri
Swarinoto, Y dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Suhu Udara dan Kelembapan Udara dalam Persamaan Regresi Uuntuk Simulasi Prediksi Total Hujan Bulanan di Bandar Lampung. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Volume 12 Nomor 3 - Desember 2011: 271- 281.
Turyanti, 2006.  Agroklimatologi. PT Taja Grafindo Persada.Universitas Kediri: Kediri.
Wilson, Francis. 2005. Cuaca dan Iklim. Pakar Raya : Surabaya
Wuryatno, I. 2000. Klimatologi Dasar. UNS Press : Surakarta
.





BAB I. PENDAHULUAN
1. 1.      Latar Belakang
1. 1. 1.    Radiasi Matahari
                    Sumber enegi terbesar di muka bumi yaitu energi matahari sebesar 99,9% dari energi total dan hanya sebagian kecil besasal dari aktivitas di bumi. Selain itu, energi matahari merupakan penyebab utama semua kegiatan perubahan dan pergerakan di atmosfer, sehingga energi matahari di permukaan bumi dapat dijadikan sebagai faktor pengendali cuaca dan iklim. Namun energi matahari yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat diserap seluruhnya dan sebagiannya di pantulkan kembali ke atmosfer. Energi matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman hijau misalnya dalam proses fotosintesis serta kecepatan transpirasi pada tumbuhan.
                    Produksi biomassa tanaman termasuk bagian yang bernilai ekonomis (bagian yang dipanen) tersusun sebagian besar dari hasil fotosintesis. Sementara radiasi matahari, sebagai sumber utama cahaya bagi tanaman, menjadi salah satu syarat utama kelangsungan proses fotosintesis. Pengaruh dari radiasi matahari pada pertumbuhan tanaman dapat dilihat sangat jelas pada tanaman yang tumbuh dibawah naungan. Pertumbuhan tanaman dibawah naungan semakin terhambat bila tingkat naungan semakin tinggi. Apabila semua faktor pertumbuhan tidak terbatas, tingkat pertumbuhan tanaman atau produksi biomassa tanaman pada akhirnya akan dibatasi oleh tingkat energi radiasi matahari yang tersedia.
       Oleh karena itu dalam peningkatan produksi pertanian, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah faktor iklim, yaitu  radiasi matahari. Cahaya matahari adalah salah satu syarat suatu tanaman dapat berfotosintesis. Radiasi matahari berpengaruh langsung terhadap sifat tanaman, yaitu terhadap kecepatan pertumbuhan, kecepatan transpirasi, dan dapat menyebabkan pembakaran, pada periode kritis tanaman. Radiasi matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga aspek. Pertama, intensitas cahaya yaitu jumlah cahaya yang diterima persatuan luas, karena semakin tinggi intensitas cahaya semakin tinggi laju fotosintesis. Kedua adalah kualitas cahaya yaitu mutu cahaya yang dicerminkan dari panjang gelombang cahaya. Ketiga, dipengaruhi oleh peiriodisitas yaitu lama penyinaran matahai atau panjang hari. Setiap tanaman membutuhkan intensitas, kualitas, dan lama penyinaran matahari yang berbeda-beda. Untuk mengetahui lama penyinaran matahari, perlu dilakukan pengukuran.
1. 1. 2.    Suhu Udara dan Suhu Tanah
                    Suhu udara dan suhu tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas radiasi yang sampai ke permukaan bumi. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi maka semakin tinggi pula suhu udara dan suhu tanah. Suhu berperan penting dalam pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan tanaman sejak fase perkecambahan  atau pertumuhan tunas hingga fase produktif.
                    Temperatur tanah akan mempengaruhi komposisi udara tanah, kejadian ini disebabkan oleh peningkatan dan penurunan aktivitas mikroorganisme tanah. Diatas suhu 70 ˚C diperkirakan laju penyerapan air sama, jika factor lingkungan suhu juga sama, pada suhu yang ekstrim tinggi mengakibatkan aktifitas terganggu. Suhu tanah yang rendah akan menurunkan laju penyerapan air oleh akar.

1. 1. 3.    Kelembaban Nisbi
                  Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban. Kelembaban udara sangat berperan penting dalam kegiatan pertanian. Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu. Karena apabila kelembaban tinggi, maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.
       Kelembaaban nisbi akan turun apabila terjadi kenaikan suhu, dimana kenaikan suhu terjadi karena besarnya intensitas radiasi matahari yang sampai ke pemukaan bumi. Dalam bidang pertanian, untuk memulai bercocok tanam harus mengetahui kelembaban nisbi suatu daerah. Dimana kelembaban nisbi sangat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

1. 1. 4.    Evaporasi
                    Laju evaporasi maupun laju transpirsi sangat dipengaruhi oleh oleh ketiga unsur cuaca di atas, dimana apabila intensitas matahari tinggi maka suhu pun tingga sehigga menyebabkan kelembaban menjadi rendah. Hal tersebut menyebabkan laju transpirasi maupun laju evaporasi menjadi tinggi. Tingganya laju evapotranspirasi mengakibatkan banyaknya kehilangan air baik dari jaringan tanaman maupun dari permukaan air. Tinggi rendahnya laju evapotranspirasi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan serta hasil akhir tanaman setelah dilakannya panen.

1. 1. 5.    Curah Hujan
                    Curah hujaan yang tinggi dipengaruhi oleh tingginya penguapan baik secara evaporasi maupun traspirasi yang mengakibatkan terjadinya pembentukan awan. Awan yang terbentuk menjadi satu dan memiliki gumpalan yang besar sangat berpotensi menyebabkan hujan. Jumlah hujan yang jatuh tersebut ke permukaan bumi dikenal dengan nama curah hujan. Curah hujan dapat berdampat menguntungkan namun dapat pula berdampat merugikan khususnya dalam bidang pertanian.

1. 1. 6.    Angin
                    Angin dipengaruhi oleh besarnya perbedaan tekanan di satu wilayah dengan wilayah lainnya. Semakin tinggi perbedaaan tekanan di suatu wilayah satu dengan wilayah lainnya maka akan semakin kencang kecepatan angin yang berhembus. Dalam bidang pertanian, angin dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif dalam pertumbuhan tanaman.

1. 2.      Tujuan praktikum
           Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui alat mengukur intensitas radiasi matahari serta keterkaitan dengan pertanian.
2.      Untuk mengetahui alat mengukur suhu udara dan suhu tanah serta keterkaitan dengan pertanian.
3.      Untuk mengetahui alat mengukur kelembaban nisbi serta keterkaitan dengan pertanian.
4.      Untuk mengetahui alat mengukur laju evaporasi dan laju transpirasi serta keterkaitan dengan pertanian.
5.      Untuk mengetahui alat mengukur curah hujan serta keterkaitan dengan pertanian.
6.      Untuk mengetahui alat mengukur kecepatan angin serta keterkaitan dengan pertanian.
7.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh unsure-unsur cuaca dalam pertanian atau pertumbuhan tanaman.
8.      Untuk mengetahui manfaat dan cara kerja dari alat-alat tersebut.





BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.      Radiasi Matahari
               Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab utama dari perubahan dan pergerakan dalam atmosfer sehingga dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar. Matahari merupakan suatu benda yang mempunyai suhu permukaan sekitar 6000 K, sedangkan suhu permukaan bumi sekitar 300 K (Francis Wilson, 2005).
               Radiasi surya merupakan sumber energi utama dan penting dimuka bumi ini, meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan matahari yang diterima dipermukaan bumi, namun radiasi tersebut sangat menentukan keadaan cuaca/iklim diatmosfer bumi (Kandari 2001). Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (Sukartono, 2006).
               Alat ukur radiasi memegang peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang memanfaatkan radiasi. Dengan alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat radiasi ditempat kerja dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya penerimaan dosis yang berlebihan. (Sukartono, dkk, 2006)
               Penerimaan radiasi surya dipermukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari) (Handoko, 2003).
               Radiasi matahari mempunyai peranan yang sangat penting dalam bidang pertanian, karena radiasi matahari merupakan sumber energi dalam proses fotosintesa bagi tanaman berhijau daun. Dari sejumlah radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi, hanya 1-2% saja yang digunakan untuk proses fotosintesa.Menurut Chang laju fotosintesa akan meningkat dengan peningkatan intensitas cahaya, sedangkan respon tanaman terhadap tingkatan intensitas cahaya berbeda-beda tergantung pada spesies masing-masing (Turyanti, 2006).

2. 2.      Suhu Udara dan Suhu Tanah
                    Suhu merupakan ukuran relative dari kondisi termal yang dimilki oleh suatu benda. jika dua benda yang bersinggunan dan tidak terjadi perpindahan panas antara kedua benda tersebut, maka kedua benda ini disebut berada pada kondisi setara –termal . postulat ini disebut hukum kesetaraan termal yang merupakan dasar dari konsep fisika tentang suhu. Suhu atau sering disebut dengan tenperatur adalah merupakan gambaran umum keadaan energi/panas suatu benda yang mencerminkan energi rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu sering juga disebut sebagai ukuran intensitas/derajat panas. Berbeda pengertiannya dengan panas yang merupakan salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda dan diukur dalam satuan joule. Alat untuk mengukur temperatur disebut termometer (Sutiknjo, 2005).
                     Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajad Celcius, derajad Fahrenheit, derajad Kelvin, dan lain-lain. Semua panas tanah berasal dari dua sumber yaitu radiasi matahari juga awan dan konduksi dari bumi. Factor eksternal (lingkungan) dan internal (tanah) menyumbang perubahan-perubahan suhu tanah (Cahya, 2009).
                     Secara umum alat untuk mengukur suhu dikenal dengan nama thermometer. Sedangkan alat pengukur suhu otomatis yang menggunakan kertas pias sebagai perekam datanya disebut termograf. Termograf adalah tempat pencacatan data tersebut (kertas pias). Dengan kemajuan teknologi dibidang elektronika tidak lagi menggunakan kertas pias tetapi data tersebut direkam pada penyimpanan data elektronik. Suhu dipermukaan bumi ini menurun dengan bertambahnya ketinggian dan sebaran suhu dipermukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun, pengaruh daratan dan lautan, pengruh lintang, pengaruh elevasi dan pengaruh angin. (Kartasapoetra, 2005).
                     Suhu Udara dan Suhu Tanah Penerimaan radiasi surya dipermukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari) (Handoko, 2003).
                     Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005).

2. 3.      Kelembabaan Nisbi
         Kelembaban adalah banyaknya  uap air yang ada diudara  meskipun uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan. Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut ( absolute humidity ) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3  ( Hanum, 2009 ).
                     Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi air udara ber hubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002).
                       Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlahuap air yang ada di udara (ea) terhadap jumlah maksimum uap air yang dikandung (ep) pada suhu dan tekanan udara tertentu, dinyatakandalam rumus (Soemeinaboedhy, 2006).
RH = x 100%
                     Tekana uap actual sama dengan tekanan uap jenuh maka RH 100%. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap aair meningkat. Oleh sebab itu, pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat an sebaliknya RH makin tinggi bilasuhu udara lebih rendah (kusnadi, 2010).
                     Metode yang digunakan untuk mengukur kelembaban nisbi yaitu meteode termodinamika. Metode termodinamika ini menggunakan termodiamikabola basah dan bola kering. Thermometer bola kering adalah thermometer air raksa biasa, ssedangkan thermometer bola basah adalah thermometer air raksa yang ujung sensornya dibalut dengan kain kasa yang dijaga agar selalu lembab.suhu yang terbaca dalam thermometer bola basah akan sama dengan atau lebih rendah dari suhu yang terrbaca  pada thermometer bola kering (Sukartono,dkk, 2004).
2. 4.      Evaporasi dan Transpirasi
               Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi (penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, makhluk hidup). Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto, dkk, 2000).
               Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporas air sungai, danau dan laut, serta proses transpirasi yaitu peenguapan air oleh tanaman. Laju transpirasi pada permukaan daun akan menyita jumlah air yang terdapat dalam tubuh tanaman (kensaku, 2005).
               Uap air bergerak ke atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah kaerna tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinyu akan menjadi jenuh. Oleh karana pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer. Uap air tesebut mengalami sublimasi sehingga butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan (Hanafi, 2006).
               Air hujan merupakan proses penguapan baik transpirasi maupun evaporasi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran udara), pada saat evaporasi maupun transpirasi berlangsung, air yang menguapsudah tercemar. Selain itu air hujan yang turun tidak lagi bersifat netral maupun bersifat asam (Sutanto, 2005)
               Transpirasi merupakan proses penguapan air dari se-sel hidup pada jaringan tumbuhan. Se hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuhan. Factor-faktor yang mempengaruhi transpirasi yakni besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, adanya lapisan lilin dan bulu pada permukaan daun (Purwanto, 2006).
2. 5.      Curah Hujan
            Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah (jumin, 2002)
               Jika curahan dimaksud dapat mencapai permukaan bumi disebut sebagai hujan. Jika setelah keluar dari dasar awan tetapi tidak jatuh sampai ke permukaan bumi disebut sebagai virga. Butir air yang dapat keluar dari awan dan mampu mencapai permukaan bumi harus memiliki garis tengah paling tidak sebesar 200 mikrometer (1 mikrometer = 0,001 cm). Kurang dari ukuran diameter tersebut, butir-butir air dimaksud akan habis menguap di atmosfer sebelum mampu mencapai permukaan bumi (Swarinoto dan Sugiyono, 2011).
               Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan dan jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat, pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan lain (Kartasapoetra dkk, 2005).
               Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi (Handoko, 2003).
2.6. Angin
              Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Adanya perbedaaan suhu tersebut meyebabkan perbedaan tekanan, akhirnya menimbulkan gerakan udara
(Tjasyono,  2004).
              Kecepatan angin dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara. Jika beda tekanan besar maka gaya gradien tekanan kuat dan angin menjadi kencang, sebaliknya jika gaya gradien tekanan lemah, maka angin juga lemah (Tjasyono 2004).
              Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. Angin lokal 3 macam yaitu Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin lembah dan angin gunung dan angin jatuh yang sifatnya kering dan panas. Sedang Angin musim ada 5 macam, pertama angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Kedua angin anti passat. Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin anti passat. Ketiga angin barat. Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan mengalir ke daerah sedang utara dan daerah sedang selatan sebagai angin barat. Keempat angin timur. Angin timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. Terakhir angin muson. Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun (Habibi, 2011).
  Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang, sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).
            Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan angin ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin selalu bergerak karena perbedaan tekanan udara dan selalu dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan karena perbedaan suhu, perbedaan suhu ini antara lain adalah disebabkan karena perbedaan penerimaan radiasi. Disamping itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 2005).






BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3. 1.      Pelaksanan Praktikum
Praktikum Agroklimatologi dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 November, pada hari Selasa tanggal 1 Desember, pada hari Sabtu tanggal 5 Desember dan pada hari Rabu tanggal 23 Deaember 2015 di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram dan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kediri Lombok Barat
3. 2.      Alat dan Bahan Praktikum
               Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah yaitu Type Jordan, thermometer ruangan, thermometer tanah berselung plastik, psikrometer sangkar, thermohygrograph mini, ombrometer, anemometer, kertas pias dan open van evaporimeter.
3. 3.      Prosedur Kerja
           Adapun langkah-langkah yang dilakukan saat praktikum adalah :
1.      Didengarkan penjelasan yang diberikan oleh pembimbing praktikum.
2.      Dilihat dan diamati alat-alat yang dijelaskan.
3.      Difoto alat-alat yang telah dijelaskan.












BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1.      Hasil Pengamatan Radiasi Matahari
           Table 1. Alat pengukur intensitas radiasi matahari
No.         Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Type Jordan                       

                Celah sinar
Pengatur inklinasi/kemiringan
Dasar alat
1              Type Campbell Stokes   

                 Bola kaca pejal
 Kertas pias






Pembahasan
        Alat  pengukur lama penyinaran sinar matahari yaitu type Jordan danType Campbell Stokes . Untuk mengukur lama penyinaran sinar matahari terlebih dahulu kertas pias dipasang melingkar pada silinder dengan bagian berwarna biru didalam serta lubang kertas pias tepat dengan celah pada silinder. Setelah itu, silinder ditutup rapat. Untuk pengamatan, alat ini diletakkan pada tempat terbuka yang tidak ternaungi dan datar, untuk memastikan alat dipasang datar, dapat menggunakan waterpass,kemudian alat dipastikan menghadap utara selatan. Biasanya pengukuran dimulai pukul 06.00-18.00, setelah melihat hasil pengukuran baru dapat disimpulkan hasil pengamatan. Pengetahuan dalam menentukan lama penyinaran menggunakan alat dapat ditentukan tanaman yang sesuai dengan lama penyinaran pada suatu daerah. Pengukur lama penyinaran matahari type Jordan berfungsi sebagai alat ukur lamanya sinar matahari menyinari permukaan bumi.
        Radiasi matahari sangat penting untuk dipelajari karena sangat berpengaruh dalam kehidupan dimuka bumi ini. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hewan sangat tergantung pada kondisi lingkungan, iklim dan tanah. Produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi mengurangi produksi benih. Pengaruh radiasi matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam menentukan keberhasilan suatu produksi tanaman pertanian. Dengan adanya pemahaman dan pengetahuan dalam menentukan radiasi matahari akan dapat membantu dalam menyesuaikan tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada pada daerah tertentu, sehingga produksi pertanian meningkat.













4.2 Hasil Pengamatan Suhu Udara dan Suhu Tanah
Table 2. Alat pengukur suhu udara dan suhu tanah
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keteranagan
1              Thermometer Ruangan                

                 Skala 0Farenheit
 Skala  0celcius

Air raksa

2              Thermometer Tanah Berselubung Plastik             

                Skala selubung plastik

Thermometer





Pembahasan
        Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer maximum dan minimum. Satuannya adalah celcius. Sedangkan suhu tanah diukur dengan menggunakan termometer tanah berselubung plastik. Sifat kerja termometer maximum dan minimum yaitu dapat diletakkan di ruangan saja kemudian dilihat berapa perubahan suhunya, sebagai pengisi sensor digunakan air raksa dan alkohol. Dua buah resevoir R1 dan R2 berada pada ujung-ujung pipa kapiler yang berbentuk U. Pada saat suhu naik, alkohol di R1 memuai dan mendorong air raksa kekanan sehingga indeks terdorong naik. Dengan menggunakan alat ini maka suhu dapat diketahui suhu tertinggi dan terendah sekaligus dalam satu periode. Seadangkan alat untuk mengukur shu tanah digunakan termometer berselubung plastik yang prinsip kerjanya hampir sama dengan termometer biasa hanya saja diberi selubung plastik. Cara menggunakan alat ini adalah dengan ditancapkan tegak lurus dalam lubang tanah yang telah disiapkan, dengan bagian skala muncul di atas. Letak dan kedudukannya tidak boleh berubah dan dapat digunakan untuk berbagai kedalaman pengukuran yang berbeda.
        Suhu tanah beragam dalam suatu pola yang khas yang didasari harian atau dasar musim. Sehingga suhu tanah mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Kedua fluktuasi terbesar pada permukaan tanah dan menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Di bawah kedalaman sekitar 3 m temperatur sedikit tetap. Suhu tanah berkaitan dengan kedalaman akar tanaman. Fluktuasi suhu di dalam tanah akan mempengaruhi kegiatan akar tanaman dalam mengisap air terutama pada tanaman yang mempunyai akar dangkal. Untuk tanaman muda maka gelombang suhu tanah terutama daur suhu harian akan berpengaruh pada aktivitas akar karena gelombang suhu harian mempunyai amplitudo yang cukup besar.
        Bagi dunia pertaniaan suhu sangat berperan penting bagi tanaman yaitu suhu maksimum adalah suhu tertinggi dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Suhu minimum adalah suhu terendah dimana tanaman masih dapat hidup, sedangkan suhu optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman di mana proses pertumbuhannya dapat berjalan lancar. Sedangkan suhu tanah berperan dalam proses perakaran, pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari permukaan tanah akan semakin besar.




4.3 Hasil Pengamatan Kelembaban Nisbi
           Table 3. Alat pengukur kelembaban Nisbi
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keteranagan
1              Psikometer Sangkar                       

               
 Thermometer bola basah
 Thermometer bola kering
 Kain kasa

 Tabung berisi air
2              Thermohygrograph Mini              
               
 Sangkar
 Tempat untuk menempatkan kertas pias




 Alat pemutar
 Kertas pias
 Skala
 Penjepit



Pembahasan
        Alat-alat yang digunakan untuk mnegukur kelembaban nisbi yaitu psikometer sangkar dan therhygrograph mini.  Psikometer sangkar terdiri dari thermometer bola basah dan thermometer bola kering. Untuk kain kasa pada pada thermometer bola basah harus diganti seminggu sekali dan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, debu dan lemak.pada  bagian bawah kain kasa terdapattabung yang berisi air. Selanjutnya yaitu thermohygrograph mini yang menggunakan pengindra berupa rambut karena benda ini memiliki nilai pemuaian dan peyusutan yang berkolerasi baik dengan kelembaban nisbi.
Alat ini memiliki maanfaat yang penting dalam bidang klimatologi yaitu psikometer memiliki maanfaat untuk menera suhu suhu harian, sedangkan thermohygrograph memiliki manfaat untuk merekam kelembaban nisbi secara terus menerus. Kelembaban nisbi memiliki hubungan dengan bidang pertanian. Menurut akmad (2014) dalam artikelnya menyatakan bahwa kelembaban nisbi (RH) memiliki pengaruh terhadap produksi  tanaman secara langsung yaitu mempengaruhi hubungan ai tanaman, sedangkan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil akhir ekonomi. Kelembaban udara yang rendah akan memudahkan pemberian benih pada suatu lahan. Sedangkan kelembaban udara yang tinggi akan mempengaruhi laju transpirasi. Contoh tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan kelembaban tinggi yaitu bakau sedangkan tanaman yng cocok dengan kelembaban rendah yaitu karet.
   4.4 Hasil Pengamatan  Evaporasi
          Table 4. Alat Pengukur Laju Evaporasi
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Open van epavorimeter               

                 Alat unuk mengukur besarnya penguapan
Panci




Pembahasan
Penguapan adalah pengubahan cairan atau es menjadi gas (uap air). Proses ini biasa berlangsung pada permukaan bumi (benda mati) ataupun pada permukaan tanaman (benda hidup). Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut evaporasi, sedangkan penguapan yang diperankan oleh tanaman disebut transpirasi. Dibidang pertanian kedua penguapan berjalan bersamaan, maka penguapan ini disebut evapotranspirasi. Dalam proses evaporasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya air hilang dari tanah keudara atau atmosfer yaitu faktor eksternal ; intensitas matahari, lama penyinaran, suhu, kelembaban, dan pH tanah, sedangkan faktor internal ; tekstur tanah, struktur tanah, porositas tanah, dan konsistensi tanah.
Salah satu alat untuk mengukur evapotranspirasi adalah evaporimeter yang menggunakan bejana penguapan berupa panci yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh radiasi. Nilai evaporasi merupakan nilai dari selisih tinggi permukaan dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan. Semakin tinggi curah hujan yang terjadi maka semakin tinggi pula penguapan. Apabila terlalu banyak atau tinggi penguapan maka tanaman akan terganggu karena kekuranagn air.
Dalam dunia pertanian, penguapan berperan bagi petani agar bisa mengetahui seberapa besar air yang diperlukan oleh tanaman. Penguapan juga berperan pada proses hujan, apabila trjadi penguapan aka akan terbentuk titik-titik hujan yang akan menggumpal membentuk awan hjujan sehingga apabila sudah mencapai titik  jenuh maksimum maka hujn akan turun dan akan bermanfaat bagi tanaman dalam proses pertumbuhan.





     4.5 Hasil Pengamatan Curah Hujan
    Table 5.  Alat Pengukur Tinggi Curah Hujan
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Ombrometer    
               
Corong

 Saringan dan pipa sempit

 Tabung


 Timbangan

 Tabung


















Pembahasan
       Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi curah hujan yaitu ombrometer. Penakar paling banyak yaitu yang terdiri dari corong kemudian pada tengah terdapat saringan yang berfungsi untuk menyaring air hujan agar benda-benda asing tidak dapat masuk. Pada bagian dasar corng terdapat pula pipa sempit yang menjalur ke dalam tabung kolektor dan dilengkapi dengan kran. Di bawah kran terdapat tabung yang memiliki skala khususyang langsung dapat mengukur tinggi curah hujan. Mempelajari curah hujan akan memberikan informasi tentang curah hujan yang baik atau buruk terhadap bidang massing-masing misalnya pertanian.
Curah hujan sangat penting dalam bidang pertanian akarena mampu menyediakan air bagi tanaman, dimana tanaman sangat memerlukan air untuk pertumbuhan dan perkembangannya misalnya dalam proses fotosintesis maupun transpirasi. Namun curah hujan yang dibutuhkan dalam skala rendah. Maka Apabila curah hujan terlalu tinggi maka akan berdampak merugikan bagi tanaman yaitu dapat merusak batang, pembungaan tanaman, dapat mengakibatkan longsongnya media tanam bagi tanaman serta apat menyebabakan tererosinya unsur hara dalam tanah. Contoh tanman yang cocok dengan curah hujan tinggi yaitu tanaman yang suka dengan kondisi lembab contohnya bakau sedangkan yang cocok dengan curah hujan rendah yaitu karet.
4.6 Hasil Pengamatan Angin
Table 6. Alat Pengukur Kecepatan Angin
No          Nama Alat           Gambar Alat       Keterangan
1              Anemometer                    

                 Untuk mengukur kecepatan angin



Untuk mengetahui arah angin
2,                           
               
3.                           
               
4.                           
               



Pembahasan
        Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan arah angin yaitu anemometer. Alat ini memiliki baling-baling yang berbentuk mangkok pada salah satu ujungnya yani  digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Untuk mengetahuikecepatan angin dapat dibaca pada speedometer yang terpaasang pada alat tersebut. Dalam mempelajari kecepatan dan arah angin dapat memberikan informasi mengenai hal yang berkaitan dalam bidang masing-masing misalnya dalam bidang pertanian yaitu dalam pemupukan serta untuk penyerbukan pada tanaman.
        Angin memiliki keterkaitan dengan pertanian karena memiliki manfaat dalam hal membantu tanaman dalam penyerbukan serta dapat menggerakkan uap air hasil atmosfer ke atmosfer. Selain itu, angin dapat mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu optimum dimana tanaman tumbuh dan bereproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang berpengaruh terhadap evaporasi, transpirasi serta pergerakan awan, membawa uap air sehingga udara panar menjadi sejuk dan juga dapat membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh peertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun kecepatan angin yang tinggi dapat menggagu pertumbuhan dan perkembangan tanaman misalnya dalam hal penyerbukan.











BAB V. PENUTUP
5. 1.         Kesimpulan
            Berdasarkan praktikum Agroklimatologi  yang telah dilakukan, maka kesimpulaan dari praktikum ini yaitu :
1.      Alat untuk mengukur lama penyinaran adalah type Jordan yang dilengkapi dengan kertas pias, dan Campbel Stokes yang berfungsi untuk mengetahui intensitas matahari yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya dan dapat mengetahui kapan waktu penanaman yang tepat.
2.      Alat untuk mengukur suhu udara dan suhu tanah adalah thermometer dan thermometer selubung plastik yang berfungsi untuk mengetahui suhu pada suatu tempat dan suhu tanah yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan tumbuhan.
3.      Alat untuk mengukur kelembaban nisbi adalah psikrometer (thermometer bola basah dan thermometer bola kering) dan hygrometer rambut yang berfungsi utuk mengetahui kelembaban sehingga dapat mengetahui jenis tanaman yang cocok untuk ditanam.
4.      Alat untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar air yang diperlukan oleh tanaman.
5.      Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan adalah dengan ombrograf yang berfungsi untuk mengetahui tanaman yang cocok di tanam pada intensitas curah hujan tertentu dan waktu penanaman yang tepat.
6.      Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin adalah wind vane, wind cup dan anemometer yang berfungsi untuk memicu terbawanya serbuk
sari secara maksimal sehingga hasil panen mencapai maksimal.




5.2     Saran
        Dari praktikum yang telah dilakukan saran kami yaitu sangat diperlukan untuk mengukur faktor cuaca dan iklim agar para petani dapat mengetahui jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dan waktu penanaman yang tepat sehingga produksi meningkat.
























DAFTAR PUSTAKA
Cahya, H. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara : Medan.
Habibie, M. N, dkk. 2011. Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah Sulawesi dan           Maluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Volume 12 Nomor 2 - September 2011: 181 – 187.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja GrifindoPersada. Jakarta.
Handoko. 2003. Klimatologi Dasar. IPB : Bogor.
Jumin, H. B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Kartasapoetra, A. G. 2005. Klimatologi Pengaruh Cuaca Iklim terhadapTanah dan Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta.
        Kensaku, T. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama: Bogor.
Kusnadi, R. 2010. Kelembaban Udara. http://rahmatkusnadi6.blogspot.com. [Diakses pada 23 Desember 2015]
Lakitan, B.  2002. Dasar-dasar Klimatologi I. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Sukartono, dkk. 2006. Agroklimatologi. UPT Mataram University Press. : Mataram
Sukartono, dkk.2006. Agroklimatologi. UPT Mataram University Press :Mataram
Sutiknjo, T. D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian Universitas Kediri : Kediri
Swarinoto, Y dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Suhu Udara dan Kelembapan Udara dalam Persamaan Regresi Uuntuk Simulasi Prediksi Total Hujan Bulanan di Bandar Lampung. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Volume 12 Nomor 3 - Desember 2011: 271- 281.
Turyanti, 2006.  Agroklimatologi. PT Taja Grafindo Persada.Universitas Kediri: Kediri.
Wilson, Francis. 2005. Cuaca dan Iklim. Pakar Raya : Surabaya
Wuryatno, I. 2000. Klimatologi Dasar. UNS Press : Surakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar